Pengertian Glikogenesis, Glikogenolisis, dan Glukonegeonesis – Proses metabolisme di dalam tubuh ternak melibatkan beberapa rangkaian mekanisme biokimia diantaranya glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenolisis. Proses tersebut merupakan serangkaian proses metabolisme tubuh yang berkaitan dengan pemeliharaan kadar gula darah di dalam tubuh yang dikendalikan oleh mekanisme hormon-hormon tertentu di dalam tubuh ternak.


Pertumbuhan dan perkembangan ternak melibatkan metabolisme nutrien yang kompleks dalam tubuh. metabolisme nutrien ini mutlak diperlukan untuk mendukung kelangsungan hidup ternak, produksi, maupun untuk berkembang biak atau reproduksi.


Ketiga fungsi metabolisme diatas harus didukung oleh ketersediaan nutrien dalam jumlah dan kualitas yang cukup serta seimbang. Karena jika ternak mengalami kekurangan nutrien tidak menutup kemungkinan pertumbuhannya akan terhambat dan mempengaruhi produksi.


Kecukupan nutrien ini harus diperhatikan dengan menyusun formulasi pakan yang tepat agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh tubuh. Namun jika dalam ransum yang diberikan dalam kondisi berlebih akan disimpan dalam tubuh untuk nantinya dimanfaatkan kembali. 

Glikogenesis

Glikogenesis merupakan suatu proses pembentukan glikogenyang bersumber dari glukosa. Peningkatan gula darah yang terjadi akan memicu pankreas untuk mensekresikan hormon insulin yang menstimulasi penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot. Kehadiran insulin yang disekresikan pankreas akan menstimulasi enzim glikogen sintetase untuk memulai proses gikogenesis.


Glikogen merupakan polisakarida kompleks yang terbentuk dari kondensasi redisu-residu glukosa. Material utama untuk proses sintesis glikogen adalah Uridine diphosphate gllucose (UDPG). Glikogen yang disimpan di hati berfungsi sebagai bentuk cadangan energi yang sewaktu-waktu bisa dipecah untuk dimanfaatkan ketika asupan glukosa melalui pakan tidak mencukupi.


Oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan glukosa, peternak harus memperhatikan bahwa dalam ransum yang disusun harus mengandung karbohidrat yang cukup sehingga cadangan energi yang disimpan tidak perlu digunakan.


Glikogenolisis


Pada kondisi tertentu, ketika asupan pakan tidak mencukupi suplai glukosa, cadangan glukosa di hati yang berbentuk glikogen akan dipecah, proses ini disebut glikogenolisis. Pemecahan glikogen menjadi glukosa didukung oleh aktifitas enzim glikogen phosphorylase. Enzim ini mengkatalisis proses hidrolisis ikatan 1,4 glycosidic glikogen. Breakdown glikogen ini menghasilkan glukosa 1-phosphat dan sedikit glukosa.


Glukosa 1-phosphate kemudian dikoversi oleh phosphoglucomutase menjadi glukosa 6-phosphate. Dalam hal memanfaatkan glikogen sebagai sumber energi, glukusa 6-phosphate akan masuk ke jalur pentosa posfat atau glikolisis. Produksi glukosa 6-phosphate dari glikogen tidak melibatkan pengeluaran ATP, kecuali jika terjadi proses conversi residu glukosa menjadi glukosa 6-phosphate. Oleh karena itu, produksi energi dari glikogen pada dasarnya sedikit lebih efisien dibandingkan produksi energi dari glukosa.

Glukoneogenesis

Proses digesti karbohidrat pada ternak utamanya ternak ruminansia menghasilkan glukosa. Jika ketersediaan glukosa dari karbohidrat tidak mencukupi, maka akan terjadi sintesis glukosa dari sumber-sumber lain yang bukan karbohidrat, proses ini disebut sebagai glukoneogenesis.


Sintesis glukosa selain dari karbohidrat terutama disintesis dari laktat, gliserol, dan asamamino glukogenik tetapi  sumber utamanya adalah propionat (sekitar 90% propionat digunakan untuk sintesis glukosa).


Proses glukoneogenesis utamanya terjadi di hati, namun juga terjadi pada bagian-bagian tubuh yang lain yang banyak membutuhkan glukosa. Pada otak, jaringan otot, dan jantung, juga terjadi proses glukoneogenesis, namun sangat sedikit.


Kesimpulannya bahwa Glikogenesis, Glikogenolisis, dan Glukonegeonesis dalam tubuh ternak adalah penggunaan cadangan energi yang disimpan dalam tubuh. Dalam konteks produksi, proses ini sebaiknya tidak boleh terjadi karena akan menurunkan produksi. Karena dengan kata lain proses ini menandakan bahwa kandungan nutrien pakan yang diberikan ke ternak tidak mencukupi sehingga memaksa tubuh untuk menggunakan cadangan energi.